Angkatan Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan.
Sastra Pujangga Baru adalah Sastra intelektual, nasionalistik dan elitis menjadi “bapak” sastra medern Indonesia.
Pada masa ini, terbit pula majalah “Poedjangga Baroe” yang dipimpin oleh Sultan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah dan Armijn Pane.
1. Kelompok “ Seni untuk Seni ”
2. Kelompok “ Seni untuk Pembangunan Masyarakat “
Ciri-ciri sastra pada masa Angkatan Pujangga Baru antara lain sbb:
-Sudah menggunakan bahasa Indonesia
-Menceritakan kehidupan masyarakat kota, persoalan intelektual, emansipasi ( struktur cerita/konflik sudah berkembang)
-Pengaruh barat mulai masuk dan berupaya melahirkan budaya nasional
-Menonjolkan nasionalisme, romantisme, individualisme, intelektualisme, dan materialisme.
Salah satu karya sastra terkenal dari Angkatan Pujangga Baru adalah Layar Terkembangkarya Sultan Takdir Alisyahbana.
Layar Terkembang merupakan kisah roman antara 3 muda-mudi; Yusuf, Maria, dan Tuti.
-Yusuf adalah seseorang mahasiswa kedokteran tingkat akhir yang menghargai wanita.
-Maria adalah seorang mahasiswi periang, senang akan pakaian bagus, dan memandang kehidupan dengan penuh kebahagian.
- Tuti adalah guru dan juga seorang gadis pemikir yang berbicara seperlunya saja, aktif dalam perkumpulan dan memperjuangkan kemajuan wanita.
Selain Layar Terkembang, Sultan Takdir Alisyahbana juga membuat sebuah puisi yang berjudul “Menuju ke Laut”.
Puisi “Menuju ke Laut” karya sultan Alisyahbana ini menggunakan laut untuk mengungkapkan hubungan antar manusia,alam,dan Tuhan.
Ada pula seorang Pujangga Baru lainnya,Sanusi Pane yang menggunakan laut sebagai sebagai sarana untuk mengungkapkan hubungan antar manusia,alam,dan Tuhan
Karya Sanusi Pane ini tertuang dalam bentuk puisi yang berjudul “ Dalam Gelombang “
Sastrawan pada Angkatan Pujuangga Baru beserta hasil karyanya antara lain sebagai berikut :
Sultan Takdir Ali Syahbana
- Contoh : Di Kakimu, Bertemu
Sutomo Djauhar Arifin
- Contoh : Andang Teruna (fragmen)
Rustam Effendi
- Contoh : Bunda dan Anak, Lagu Waktu Kecil
Asmoro Hadi
- Contoh : Rindu, Hidup Baru
Hamidah
- Contoh : Berpisah, Kehilangan Mestika (fragmen)
RSS Feed
Twitter
15.09
Suara Sastra
Posted in
0 comments:
Posting Komentar