Angkatan ini memiliki ciri umum yaitu tema karya seputar konflik adat di mana kaum tua berkonflik dengan kamu muda, kawin paksa, perjodohan, dan kasih yang tak sampai. Corak aliran pada angkatan ini adalah romantik sentimental yang menggunakan bahasa Melayu dan bahan cerita biasanya berasal dari Minangkabau.

Tokoh dalam Angkatan Balai Pustaka :
- Roman Azab dan Sengsara karya Merari Siregar
- Roman Siti Nurbaya, karya Marah Rusli
- Roman Di Bawah Lindungan Ka’bah, karya Hamka
- Roman Salah Asuhan, karya Abdul Muis
- Novel Sengsara Membawa Nikmat, karya Tulis Sutan Sati
- Novel Apa Dayaku Karena Aku Seorang Perempuan, karya Nur Sutan Iskandar
- Kumpulan cerpen Teman Duduk, karya M Kasim
- Novel Kehilangan Mestika, karya Hamidah
- Angkatan 30-an (Angkatan Pujangga Baru)
- Angkatan ini memiliki ciri yang berbeda dari angkatan sebelumnya, yaitu :
- Tema lebih kompleks seperti emansipasi perempuan, kehidupan kalangan intelektual, dan banyak lagi.
- Karya tidak lagi menggunakan bahasa Melayu, tetapi menggunakan bahasa Indonesia modern
- Bentuk karya lebih bebas dan mementingkan keindahan bahasa, seperti puisi bebas dan juga sonata
- Tema karya kental dengan setting masyarakat dalam masa penjajahan
- Aliran karya yang dianut yaitu romantik idealisme
- Karya sangat dipengaruhi oleh barat

Tokoh dalam Angkatan Pujangga Baru yaitu :
- Novel Layar Terkembang dan roman Dian Tak Kunjung Padam, karya Sutan Takdir Alisjahbana
- Roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, karya Hamka
- Novel Belenggu, karya Armin Pane
- Drama Ken Arok dan Ken Dedes, karya M. Yamin
- Kumpulan puisi Setanggi Timur dan Nyanyi Sunyi, karya Amir Hamzah
- Bebasari, karya Rustam Effendi
- Manusia Baru, karya Sanusi Pane
RSS Feed
Twitter
14.49
Suara Sastra
Posted in
0 comments:
Posting Komentar